“Someone who can’t clap for his friend’s success and someone who can’t truly happy for his friend’s happiness, his heart is already in hell.” – dh 1

Like this :)


10 May 2013

Sang Pemilik Cinta


Hanya sebuah percakapan biasa. Tapi diharapkan memberikan suatu makna akan cinta.
~~~
"Hei, kau ini! Asik membaca buku saja. Kita sudah mau kuliah."

"Karena itu aku belajar~"

"Bukan itu maksudku. Aku tau kau kuat dengan agama. Tapi, sudah saatnya memikirkan cinta."

"Ooh. Dari dulu aku jatuh cinta! Aku hanya tak ingin mengumbar-umbarnya kok."

"Oya? Sama siapa? Kapan kenal nya? Bahkan tak mau memberitahuku?"

"Hehe gak terlalu ingat kapan kenalnya. Tapi sebenarnya udah cukup lama."

"Wah~ sosok seperti apa yang bisa mengambil cinta sahabatku ini?"

-A menutup buku dan menatap B-

"Entahlah, kalau dipikir, rasanya memang DIA lah yang terbaik dalam hidupku."

"Lah, kok bisa bilang gitu?"

"Iya, gimana enggak? DIA slalu ada untukku. Dikala sedih, DIA selalu sabar dan tahan dengan keluhanku meski sesibuk apapun. Dikala ku gembira dan kadang lupa akan DIA, DIA slalu mengerti dan tetap selalu peduli padaku saat aku kembali. Di kala aku bingung untuk berbuat dan membuat keputusan, DIA slalu ada untuk mengarahkan solusi yang insya Allah, yang terbaik. Di kala aku marah, DIA bersedia menenangkanku, memberi kisah atau perumpamaan yang bisa membuat api di hatiku luluh lantak. Di kala aku jatuh dalam suatu permasalahan dan serasa tak berdaya, dengan senang hati DIA slalu memberikan tangan tuk ku genggam dan melakukan sesuatu agar aku kembali semangat dan kuat."

"Wah~ Luar biasa."

"Haha iyakan? Bahkan kalau di ingat-ingat, slama ini DIA slalu memberikan apa yang kuminta, lho. Ya, meskipun tidak langsung. Biasanya, dia mengetesku dulu, apa aku memintanya dengan sungguh-sungguh? Jika iya, DIA pun akan berusaha memberikannya"

"Enak sekali. Dia pasti orang yang sangat kaya, ya?"

"Hehe sudah jelas dong. Kekayaannya tak diragukan lagi. Kedekatanku dengan DIA selama inilah yang semakin menyadarkanku, bahwa aku harus menjaga hatiku."

"Haha benar-benar."

"Tapi aku khawatir...."

"Khawatir apa?"

"Khawatir jika kebaikan yang telah DIA berikan padaku membuatku menjadi sosok yang menyebalkan, mengecewakan dan DIA akan meninggalkanku. Makanya sekarang aku juga sedang melatih diri sebenarnya."

"Melatih diri maksudnya?"

"Melatih diri untuk bisa menjadi sosok yang berharga dan yang akan dipilih untuk selalu berada disisi DIA lah."

"Wah, segitu cintanya kau padanya?"

"Hehe begitulah. Makanya, gak khawatir lagi."

"Aku jadi ingin bertemu dengannya."

"Tenang, aku sudah ada janji bertemu dengan DIA setiap hari."

"Oya? Bolehkah? Kapan ?"

 
~tiba-tiba azan berkumandang~


"Nah, jika kau begitu tak sabarnya, ayo kita segera pergi." (seraya beranjak) 

"Eh, kemana?"

"Katanya kau ingin bertemu dengan cintaku, kan?"

"Iya. Sekarang? Serius, nih?"

"Iyalaa. Barusan dia memanggail untuk bertemu. Ayo!"

"Eh, tunggu! Jadi maksudmu tadi...."

"Iya, yang berhasil membuatku jatuh cinta itu Allah swt. Sosok yang slalu ada untukku dan memahamiku. sampai sekarang hanya DIA yang berhasil meraih cintaku. Yaa, meski aku tau DIA akan mengamanahkanku pada sosok lain yang akan menjadi suamiku nantinya."

"Kau mengerjaiku!  Kalau begitu, aku akan menjadi sainganmu. Dasar~ Semoga Allah swt. menghendaki kemauanmu yang suci itu." (berusaha menangkap sahabatnya)

"Aaaamin ya Rabbi. Terima kasih sobat. Smoga kembali padamu juga. Nah, ayo kita bertemu dengan sang pemilik cinta ."


by : Saina Likhur -TAW-

0 comments:

Post a Comment